Minggu, 19 Januari 2014

Belajar Ke Negeri Singa

Keberhasilan Negeri Singa Membangun Wilayahnya hingga terhindar dari musibah banjir dan menjadi kota terbersih di dunia.

Megastructures: Master Plan for Marina Bay Singapore

“If I were in authority in Singapore indefinitely without having to ask those who are governed whether they like what is being done, then I would not have the slightest doubt that I could govern much more effectively in their interests.”
*Lee Kuan Yew, Father of Singapore, 1962* 

Bayangkan, sebuah negara kecil yang waktu itu [1965] hanya berpenduduk ± 2 juta jiwa bermimpi untuk menjadi negara besar yang keberadaannya diakui dunia. Bahkan, Prof. Kishrore Mahbubani [Former Singaporean diplomat. He is currently Professor in the Practice of Public Policy and Dean of the Lee Kuan Yew School of Public Policy at the National University of Singapore.] pernah menuliskan dalam salah satu artikelnya bahwa:

“Ketika Singapura merdeka, para pemimpin di sana justru menangis, bukannya bergembira.” Ya, ini akibat saking besarnya harapan mereka untuk menjadi negara mandiri di tengah kondisi yang sangat sulit. 

Kenyataannya, Singapura sekarang bisa menjadi salah satu Macan Asia, mengalahkan negara kita yang luas daerah dan jumlah penduduknya berkali-kali lipat lebih banyak dari negara tersebut.




Mari kita kenali pertumbuhan Negeri Singapura yang Dahsyat

Cerita dari perkembangan negara Singapura adalah salah satu kisah sukses paling inspiratif tentang mengubah kegagalan menjadi batu loncatan, seperti yang pernah tertulis dalam buku John Maxwell, berjudul Failing Forward. 

Mengapa Failing Forward?

Sebab, Singapura mengalami perjuangan yang sangat berat ketika baru mencoba merdeka. Mereka mengalami kegagalan dan keterpurukan, namun akhirnya bisa bangkit kembali.

Negara ini memang bukanlah negara yang sempurna. Negara kita Indonesia juga tidak selalu kalah dengan Singapura. Namun, kisah suksesnya dalam “mengubah kegagalan menjadi batu loncatan” pantas kita tiru dan terapkan, baik sebagai individu atau sebagai negara. 

Singapura yang dalam serba kekurangan saja bisa menjadi kisah sukses yang banyak dibicarakan dari Asia Tenggara. Ini sama halnya seperti kita, yang walaupun kondisi kita serba kekurangan, harus bisa melihat kelebihan di balik kekurangan tersebut, dan mengubahnya menjadi sebuah batu loncatan.

First World Economy, World Class Home

Pendidikan di Singapura semakin lama semakin berkembang pesat. Kurikulum yang diterapkan mencakup matematika, bahasa Inggris, berbagai pengetahuan ekonomi, teknologi informasi dan sosial budaya, kemanusiaan serta pendidikan moral.

Pendidikan moral menjadi fokus penting dalam rangka membentuk masyarakat Singapura yang berbudaya tinggi dalam hal etika, disipilin dan perilaku sosial sehari-hari. Pendidikan dimaksudkan pula untuk mengembangkan kreativitas anak didik khususnya di bidang teknologi informasi.

Visi pendidikan yang dianut adalah ”First World Economy, World Class Home” dengan menekankan pentingnya sisitem pendidikan yang berkualitas tinggi.


Sumber:

http://astrophysicsblogs.blogspot.com/2013/07/resep-rahasia-membangun-marina-bay.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar